Tidung

Pendidikan menjadi tiang utama bagi generasi muda kedepan, di Indonesia sendiri sosok pejuang pendidikan sangat beragam, salah satunya Hj. Hartuti warga Pulau Sabira, Kepulauan Seribu Utara.

Berbekal niat tulus membantu pendidikan anak-anak di pulau yang berada paling Utara Jakarta, Hj. Hartuti, rela berkorban memfasilitas kebutuhan pendidikan di lokasi yang jauh dan sulit terjangkau pada masa itu.

Saat ditetapkan sebagai kepala sekolah SPS BKB PAUD Bawal Pulau Sabira, pada tahun 2008, Hj. Hartuti melibatkan PKK untuk mengajar PAUD.

"Waktu pertama itu tidak ada guru, jadi saya libatkan ibu-ibu PKK," ujarnya, Kamis (21/04/2022).

Bukan tanpa alasan, Hartuti mengajak ibu-ibu PKK untuk mengajar dan menjadi guru PAUD. Semua itu dilakukan untuk terwujudnya sekolah bagi anak-anak di Pulau Sabira.

"Gaji guru PAUD itu awalnya dari kelurahan Rp200 ribu untuk satu guru. Namun beberapa tahun kemudian kelurahan tidak mengeluarkan honor. Kebetulan saat itu saya menjabat ketua RW, jadi saat mendapatkan honor saya berbagi kepada 4 orang guru yang mengajar di PAUD," jelasnya.

Wanita yang memiliki 6 orang anak, dua lelaki dan 4 orang perempuan ini menceritakan, selain gaji untuk honor para guru PAUD, dirinya juga membelikan seragam untuk guru, termasuk mengratiskan seragam sekolah anak-anak.

"Jadi prinsip saya, yang terpenting anak-anak itu bisa mendapatkan pendidikan, dari pada mereka lebih banyak bermain. Dari isi hati saya yang mendalam itu inginnya membantu," tuturnya.

Selanjutnya, pada tahun 2021 Hartuti mengundurkan diri sebagai Kepala sekolah SPS BKB PAUD Bawal Pulau Sabira, karena informasinya diharuskan kepala sekolah seorang PNS.

"Saya mengundurkan diri, karena saya udah sepuh dan saya ikhlas. Juga karena tidak memiliki pendidikan sebagai guru. Mulai sekarang guru PAUD itu sudah mendaptkan honor yang lumayan," tutupnya

Camat Kepulauan Seribu Utara, Ismail mengatakan Ibu Hartuti adalah tokoh wanita Pulau Sabira yang selama ini mendedikasikan dirinya untuk kesejahteraan dan kemajuan masyarakat disana, beliau sudah berpuluh tahun dan sebagai perintis, bahkan sosok yang dihormati dan disegani.

"Mudah-mudahan kedepan akan tumbuh ribuan ibu Hartuti di Pulau Seribu untuk bersama-sama kita bangun wilayah Kepulauan Seribu," tandasnya.