Matahari masih lelap tertidur di tengah luasnya lautan, namun kesibukan para nelayan di Kepulauan Seribu tidak pernah berhenti untuk berlayar.
Sebelum melepas tali tambat kapal semua peralatan disiapkan, mulai dari keamanan mesin, bahan bakar, kondisi kapal, alat pancing, penjaring ikan, pelampung, pemberat dan lainnya.
Melayarkan kapal saat laut masih gelap ditemani hembusan angin darat yang menusuk badan, menjadi rutinitas yang kerap dilakukan para nelayan Kepulauan Seribu, demi meraih bekal anak dan istri serta menambah pundi-pundi ekonomi.
Ketika alam bersahabat, para nelayan Kepulauan Seribu mampu membawa ikan yang berlimpah, namun jika jagat tidak mengizinkan hanya sedikit tangkapan ikan diraih, kendati sudah mengarungi luasnya lautan dan tidak menyapa rumah berhari-hari.
Ketua RW 03 Pulau Sabira, Kelurahan Pulau Harapan, Ali Kurniawan mengaku, dirinya bersama tim bisa mendapatkan 300-800 kg ikan selar saat berlayar, dengan didukung angin musim barat.
“Saat musim angin timur, nelayan banyak yang tidak berlayar,” ucap Ali, Kamis (22/08/2024).
Meski terlihat sederhana dan jarang diminati, namun profesi nelayan sudah mendarah daging bagi masyarakat Kepulauan Seribu, yang diberkahi ikan berlimpah di lautan DKI Jakarta.
Melihat kondisi ini, PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) melalui program pemberdayaan masyarakat berjudul Pelaut Tangguh, berusaha menggangkat derajat nelayan di Kepulauan Seribu agar bisa produktif dan inovatif, tanpa bergantung pada kebaikan alam.
Program Pelaut Tangguh yang sudah berjalan beberapa tahun belakang, merupakan akronim Peningkatan Pendapatan Nelayan yang Tanggap, Guyub dan Humanis. Program ini fokus untuk meningkatkan kesejahteraan dan keterampilan kelompok nelayan di Kepulauan Seribu.
Diawali dengan inisiasi tinjauan potensi lokal pada tahun 2022, program Pelaut Tangguh dilanjutkan dengan pemberian rumpon ke Sentra Penyuluh Konservasi Pedesaan (SPKP), bantuan permodalan jasa pembuatan bubu dan permodalan Warung Serba Ada (Waserda) sebagai lini usaha koperasi.
Perlahan namun pasti, komitmen PHE OSES terus diwujudkan dengan dilakukan pelatihan, tepatnya pada pertengahan tahun 2023, program Pelaut Tangguh melibatkan 48 nelayan di Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kepulauan Seribu, untuk mengikuti pelatihan kelas pesisir dan kelas nelayan.
Dalam pelaksanannya, kegiatan pelatihan kelas pesisir fokus pada pengembangan bisnis berbasis potensi lokal, salah satunya berupa pemanfaatan limbah kayu menjadi briket arang. Sedangkan kelas nelayan fokus pada peningkatan produktifitas hasil tangkapan ikan melalui inovasi alat tangkap ikan yaitu bubu dengan tutupan limbah tali nilon.
Inovasi alat tangkap ikan bubu memiliki banyak keunggulan, antara lain tahan lama, murah, mudah didapat dan efektif serta efisien dalam pengoperasian.
Melalui program tersebut, nelayan tangkap sudah bisa berinovasi menghasilkan karya yang bisa dijual mendukung perekonomian seperti bubu dengan tutupan nilon dan cinderamata dari lure atau alat pancing cumi.
“Program Pelaut Tangguh bisa memberdayakan para nelayan Kepulauan Seribu agar lebih kreatif dan menciptakan usaha kecil, yang sejalan dengan pekerjaan nelayan sehingga tidak perlu bingung jika terkendala cuaca saat melaut,” kata Ali yang sudah menjadi nelayan selama 25 tahun.
Keberhasilan program Pelaut Tangguh untuk mengangkat derajat nelayan Kepulauan Seribu telah diakui secara nyata, hal itu diwujudkan dengan meraih Public Relations Indonesia Awards (PRIA) tahun 2024 pada awal Maret lalu. PRIA sendiri merupakan kompetisi tahunan yang diadakan oleh PR Indonesia sebagai apresiasi kepada insan humas di Indonesia.
Tidak hanya itu, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono juga mengapresiasi program pemberdayaan masyarakat bertajuk Pelaut Tangguh, yang dilakukan pihak PHE OSES dalam ajang Derap Kerja Sama Jakarta (DKJ) tahun 2024 pada Juli lalu. Program ini diakui telah memenuhi tiga indikator penilaian, yakni nilai keberlanjutan atau sustainability, termasuk konsistensi dan pengembangan program.
Keberadaan program Pelaut Tangguh kini telah memecahkan persoalan serta mendukung peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di wilayah Kepulauan Seribu, dengan beberapa program pemberdayaan masyarakat.
“Sejak dilaksanakan pada tahun 2022, program Pelaut Tangguh telah mampu membawa dampak peningkatan perekonomian nelayan di Kepulauan Seribu. Di semester pertama tahun 2024, PHE OSES konsisten menjaga keberlanjutan program melalui penguatan kapasitas kelompok mitra binaan dalam mengelola usaha Koperasi Mina Harapan Lestari di Kepulauan Seribu,” kata Head of Communication, Relations, & CID PHE OSES, Indra Darmawan.
Melalui program Pelaut Tangguh, kini nelayan Kepulauan Seribu bisa menegakkan kepalanya untuk berlayar meski hambatan menghampiri.
Bagaimana Pendapatmu Terkait Berita Tentang "Meningkatkan Derajat Nelayan Kepulauan Seribu yang Tergerus Waktu" ?